MUSICMuzicons.com | Summer, tetaplah disini!
1. Cho Kyuhyun
2. Miku Mizogawa
3. (cast lainnya belum muncul di
part ini)
^Cuap-cuap^
Annyeong readers, kembali lagi
saya menerbitkan (?) FF series dicampur songfict yang nggak tau kapan
lanjutannya -_-“ #plak. Jadi untuk yang ga sabaran, jangan harap part
selanjutnya segera diposting. Mungkin butuh waktu berminggu-minggu baru saya
posting. TT.TT mianhe :’D Yaudah tanpa banyak cuap-cuap. Silahkan baca^^ Maaf
kalo typo’s bertebaran, kata-kata kurang rapi, kurang dapat feel, kesamaan alur
cerita. Yah, maklum authors males+abal
*digaplok readers* Tapi ini 100000% hasil author sendiri J
HAPPY READING~~ Don’t forget
to RCL. Gomapseumnida^^ *bows*
=================================================================================
~Miku POV ON~
Namaku Miku Mizokawa. Sekarang aku
sedang menjalani program beasiswa pertukaran pelajar di Negeri Ginseng selama 1 tahun. Aku duduk di Jungsan Senior
High School grade 2. Semenjak haha menyuruhku menerima beasiswa di Korea,
kehidupanku berubah total. Yah, meskipun Jepang-Korea satu rumpun, tetapi tetap
saja kehidupanku berubah. Sekarang aku harus belajar mandiri menghadapi
semuanya, apalagi di umurku yang cukup belia. Ini merupakan tantangan bagiku. Errrr...... T.T huhuhu tapi, terkadang
aku rindukeluarga yang bisa kujadikan tempat bermanja-manjaan, meluapkan keluh
kesah, berbagi cerita >.< tapi sekarang..... Yah begitulah.
“Waaaaah hari ini sangat melelahkan!!
Hum, hari ini? Ahh! Mungkin setiap hari sejak kepindahanku T.T aiish kenapa aku
menerima tawaran beasiswa ini? Baka!”
kuseret langkahku meninggalkan pintu gerbang sekolah sambil terus
menggerutu. Bagaimana tidak? Tugas-tugas menumpuk dan harus diselesaikan
secepatnya. Otak ini rasanya penat sekali. Aku muak dengan semuanya. Yap, aku
harus begadang, tidur larut malam untuk melembur PR-PR. Huuh benar-benar
menyebalkan.
“Ah, ingin rasanya aku pergi ke tempat
ajaib itu itu. Setidaknya, hanya disituah tempat tertenang yang ada di daerah
sini” gumamku
Maka aku putuskan untuk sekedar
berjalan-jalan melepas penat mengunjungi tempat itu. Memang, tak banyak orang
yang mengetahui tempat ini. Meskipun baru 1 bulan tinggal disini, tapi sungguh!
Jika penat melanda aku segera ke tempat itu untuk mencari ketenangan. Dan
hasilnya? Selepas menikmati keindahan panorama yang disuguhkan, otakku yang
sebelumnya terbebani oleh sampah-sampah yang
mengerikan itu seketika langsung hilang. Seperti penat itu ikut berdebur
bersama datangnya ombak. Kekeke. Ajaib bukan?
Sudah hampir 5 menit aku berjalan
kaki, menyusuri jalanan menuju ke tempat ajaib
ditemani langit pinggiran kota yang terik.
“Aah, sudah pukul 12:45 rupanya”
sejenak kulirik jam tangan yang berada di ponselku. Kupercepat langkahku. Ingin
rasanya segera sampai ke sana.
“Dirimu duduk memeluk lutut
Di pinggiran geladak
Menghitung banyaknya ombak
Datang mendekat”
“AAH! Akhirnya sampai jugaaa!! ^^”
huuuh rasanya aku ingin berteriak saja, agar semua penat di otakku bisa keluar
semua.
“AAA-!” Baru saja ingin membuka mulut.
Tapi, segera kuurungkan niatku.
*DEG*
“Dia lagi,”
Belum lama sorot mataku memandang
hamparan warna kebiruan, tiba-tiba lensaku terfokus oleh sosok yang tak asing
lagi.
Dia.
Masih sama seperti pertama kali aku
melihatnya. Selalu duduk dipinggiran geladak itu sambil memandang lepas laut
biru.
Dia...
Seseorang yang baru seminggu ini
kukenal. Seseorang yang bisa dibilang menemaniku disini. Seseorang yang......
Tanpa kusadari sebuah senyuman terulas
di bibirku. Langsung saja aku berlari ke geladak untuk menemuinya.
“Diriku ada di sampingmu
Seakan mau mengganggu
Saat sengaja ajak bicara
Kau memukul bahuku”
Hup, dan sekarang aku sudah duduk
berada disampingnya.
“Annyeong Kyuhyun-ah! Aku menemukanmu
disini lagi ^_^ hahaha.” ujarku sambil mendongak ke samping agar bisa melihat
wajahnya.
Tampaknya ia sedikit terkejut oleh
kehadiranku, terlihat jelas di raut wajahnya yang tampak seperti orang yang
kebingungan >.< kekeke!
“Bocah hey kyuhyun-ah!! Heh kau!
Kenapa tak membalas sapaanku bodoh! Apa kau sudah tuli? Eoh?” ku
goncang-goncangkan badannya tapi masih saja dia hanya diam sambil memandang
laut biru.
“Aish, bisakah kau tidak cerewet
noona! Dan satu lagi! Aku bukan bocah dan aku punya nama huh” sontak dia
berteriak sambil menyenggolkan tangannya ke bahuku.
“Ah, appo! Kenapa kau menyenggol
bahuku degan keras sekali” rintihku sambil menyengir.
“Laut yang sangatlah biru
Menyerupai kasih sayang
Yang mengajari, suatu arti
Dari keabadian”
Walaupun aku menggerutuinya, dia hanya
berdehem kecil.
“Uh, benar-benar namja dingin”
runtukku sambil menatapnya
“Eh? Apa kau bilang hah?”
Aish sial, kata-kataku terdengar
olehnya.
“Aniya,” jawabku singkat
Diam.
Kami seperti sibuk dengan pikiran kami
masing-masing. Entah, seberapa lama lagi aku tahan berdiam diri seperti ini.
Untuk saat ini, mungkin aku ataupun dia lebih memilih diam dan menyatu dengan
deburan ombak. Menikmati birunya laut lepas, menikmati angin laut yang tanpa
seizinku menyibak-nyibakkan rambutku yang tergerai bebas. Sesekali kupejamkan
mataku dan kuhirup dalam-dalam aroma di sekitarku. Hmm, dan juga diam-diam aku
menghirup aroma khas namja ini.
Benar-benar bisa menenangkan otakku. Kurasakan setiap desiran waktu yang
bergulir disini, kurasakan semua itu merasuk ke dalam tubuhku. Walaupun terik
matahari setia menghujami kepalaku yang sebagian orang akan mengeluh pusing
jika terkenanya, tapi lain dengan aku yang malah menikmati suasana ini.
Sekerjap barisan burung-burung berseliweran tepat diatas kepalaku. Seperti
mengisyarakkan kalau mereka juga sedang bahagia.
“Heh bodoh, kenapa kau diam terus?”
Sontak kubukakan mataku setelah
mendengar suara khas baritone itu.
“Ahh, ah tidak, siapa yang diam, aku hanya
sedang menikmati indahnya surga dunia ini(?). Kau, tadi juga kan yag menyuruhku
diam sekarang aku diam! Sekarang kau malah memprotes! Namja aneh”
“AH, mianhae. aku tadi mengacuhkanmu.
Aku masih malas untuk bangkit dari lamunanku”. Terdengar nada penyesalan
darinya.
“Maafkan summer menyilaukan
Saat tatap wajahmu dari samping
Dalam hatiku ingin menyentuhmu lembut
Keisenganku saja”
“MWO? Minta Maaf? Huh, begitu mudah
kau berubah fikiran namja aneh! Kau sangat labil!” kembali kutatap wajahnya
sembari meneriaki tepat di depannya. Haha melihat ekspresinya yang datar
bercampur penyesalan sangatlah konyol
“Heh, kau beraninya mengatakanku namja
labil! Kau itu yang masih labil! Aku ini sunbaenim
mu!” selorohnya tak mau kalah
“Ah, aku tak peduli padamu! Yang jelas
kau namja labil!! dan kau harus terima pembalasan ini karena kau tadi
mengacuhkanku” sontak kucipratkan air laut ke wajahnya.
“Yak yakk!! Yeoja sialan!!
Berani-beraninya kau mencipratiku dengan air laut! Aisshh asiin grrrr! Tunggu
pembalasanku Miku-ya!”
Sontak aku berlari menjauhinya.
“Ayoo tangkap aku kalo bisaa!!”
Terlihat raut wajahnya sangat geram
dan sepertinya akan membalasku. Aku hanya cekikikan mendengar suaranya yang
galak itu.
“Maafkan
summer cinta ini
Meskipun hanya teman terasa sedih
Hanya angin laut yang sejak dari dulu
Bertiup menujumu Maafkan summer”
“Yak, kau jangan mendekat ke
arahku, atau kau akan ku tonjok” kukepalkan tanganku mengisyaratkan sebuah
peringatan
“Dih, GR siapa juga yang akan
menangkapmu. Aku hanya berdiri sebentar saja sambil merenggangkan otot-ku yang
sedari tadi pegal”
Ah, yang benar saja, ku kira
dia akan mengejarku, tapi nyatanya tidak. Kulihatnya sekilas, benar saja, dia
hanya merenggangkan otot-ototnya. Aigoo.... Sebenarnya, hati namja ini terbuat
dari apa? Mengapa begitu dingin sekali?
“Hey bodoh! Kenapa kau betah berdiri
lama-lama di bawah terik matahari?” tiba-tiba saja pria aneh ini sudah ada di
depanku.
“Mwoya?? Sejak kapan kau berdiri di depanku? HEH jangan coba-coba membalasku ya!” geramku sembari mengepalkan tangan
“Cih, dasar yeoja GR. Aku turun dari
geladak, karena aku mau pulang. Yah, sudah hampir pukul 2 siang. Ja mata ne!!”
ucapnya sembari membalikkan tubuhnya dan berjalan menjauhi diriku.
“Aish, eeooh kau kenapa ......” ucapku
terputus
Aku hanya bergumam sejak namja aneh
itu melambaikan tangannya. Errr Percuma saja, berteriak sekeras apapun, dia
pasti tak akan berbalik. Itu sudah menjadi kebiasaannya.
Akhirnya, kugandrungi tepian pantai
ini sendirian, masih sama, menatap laut lepas ditemani angin-angin yang sedari
tadi bergelayut manja di rambutku.
^^ FLASBACK ON ^^
“Jadi, mulai saat ini kita teman?” ucapku sambil masih menatapnya.
“Teserah kau” balas namja itu dengan pandangan masih lurus ke
depan
“Aish jinjja, aku senang sekali berteman denganmu ^^!”
“Huh, kenapa kata-katamu tadi sedikit menggelikan ditelingaku?”
jawabnya sembari mengerinyitkan dahi
“Aish, apanya yang menggelikan! Aku hanya mengatakan yang
sesungguhnya! Aku sangat senang berteman denganmu ^^. Mulai sekarang, aku akan
rutin menemuimu” balasku bersemangat
“Terserah kau,” ucapnya datar
^^ FLASHBACK OFF^^
Sejenak ku lenguhkan nafas panjang. Memori
yang kubuat bersamanya seminggu yang lalu itu muncul kembali.
“Perasaan apa ini,....”
Sedih? Apakah aku sedih karena dia
sudah tidak berada di jangkauan mataku?
Ataukah aku kecewa? Karena dia terus
bersikap dingin kepadaku?
“Apa dia tidak menyukaiku?”
“Molla...” gumamku risau.
~MIKU POV OFF~
_KYUHYUN POV ON_
“Apa aku terlalu menyebalkan di mata
yeoja itu?”
“Sebenarnya, aku ingin sekali
mengenalnya lebih baik. Tapi, ada yang membuatku berfikir dua kali untuk
menganggapnya.”
“Aissh, kejadian itu lupakan! Kejadian
itu sudah setahun yang lalu kyuhyun! Kau harus bisa melupakannya, ani mungkin
menghapusnya sampai tidak meninggalkan memori setitikpun.” gumamku frustasi
Kalian tahu, mengapa aku mengacuhkan
errr temanku tadi?
Dia, dia sangat mirip dengan seseorang
yang berharga.
Berharga di masa laluku.
“Ani mereka merupakan individu yang
berbeda! Dia,.... tak mungkin ...” risauku tak karuan
Tapi, takdir berkata lain. Senyumnya, sorot
mata hazelnya yang teduh dan yang paling membuatku sesak adalah, saat ia
memanggil namaku dengan sebutan itu,suara itu.... Sungguh sangat mirip.
Entah, rencana apa lagi yang akan
tuhan berikan kepadaku. Aku telah bersusah payah untuk melupakannya. Setahun,
bukan waktu yang singkat.
Tapi...
Di tengah-tengah usahaku
Mengapa aku malah dipertemukan dengan
yeoja yang mirip dengan sesorang di masa laluku.
Sungguh, aku ingin terlepas darinya.
Dari bayang-bayangnya, dari siluetnya. Aku tak mau lagi terjebak dalam memori
itu.
“Molla molla, dia... diaaa... a-aa-ku
takut dia akan seperti.....”
“Aahh.... andwee.. andwe,... kau tak
boleh berfikir sepert itu...”
“AAAH, MICHEOSEO” teriakku brutal
Kuhempaskan tubuhku ke sofa, entah
sudah berapa kali aku memikirkan hal ini. Entah, apa keputusan yang akan aku
buat. Entah, sampai kapan aku harus mengacuhkan yeoja itu. Entah, dan entah.
Mungkin hanya waktu yang bisa menjawabnya. Kupejamkan mataku dari kekonyolan
hidup ini. Berharap saat membuka mataku, aku lupa segalanya.
.
.
.
.
.
.
TBC~ :’D
Mianhaeyo, harus TBC. RCL nee ^^
ghamsa :* Entah kapan mau ngelanjutin FF ini T^T mungkin kalo masih ada waktu
luang :D wkwkwk Mianhaeyooo *bows*
Don’t forget RCL YAAA~~ Gomapseumnida
~*ngibrit*
1 comment[s] | back to top |