VoineAodn


ENTRY ABOUT LINKS STUFFS

MUSIC


Muzicons.com
Jalmottaeseo, chingu-ya



"온다, 안온다, 온다, 안온다,  온다......" (comes, not comes, comes, not comes, comes......)

Nihil.
Sejauh mata ini memandang.
Dia tetap tidak terlihat,
Entah sudah berapa kali hembusan angin yang menyapa telingaku
Entah sudah berapa detik waktu yang kuhabiskan disini
Tetap
Dia tidak terlihat

"I only want to love one person. If that person doesn't love me, it doesn't matter, I won't bother. I just wish that I can see that person everyday."
                                    
Tak perlu dengan paksaan, aku selalu meluangkan waktu seusai jam pelajaran untuk melihatnya. Hanya melihat. Dan sepertinya, hari ini aku gagal untuk melihatnya. Entah, sudah berapa kali aku gagal. Anehnya, masih saja aku sudi berusaha untuk melihatnya

5 detik.

Aku tahu persis seberapa lama, aku bisa melihatnya. Hanya 5 detik sehari. Itupun kalau takdir meng-iyakan. Hanya 5 detik. Aku tak akan meminta lebih. Aku, tahu diri.


☂☂
☂☂☂
☂☂☂☂
☂☂☂☂☂

-flashback-

Hana 
Dul
Set
Net
Dasot

Dan..... Swaaa seketika itu dia menghilang, seperti burung yang melesat ke angkasa. Menghilang, mengilang menuju arah matahari terbit dan pelan-pelan punggung itu tak terjamah mata ini.

Akupun hanya tersenyum.

Terimakasih, walaupun hanya seperduabelas menit kesempatan itu datang. Aku masih bisa melihatmu. Mungkin, besok atau lusa entah takdir ataupun keadaan yang akan datang menghalangi, bukan?

-flashback end-


☂☂
☂☂☂
☂☂☂☂
☂☂☂☂☂
☂☂☂☂☂☂

Aku ingin kau tahu satu hal, ada satu kutipan yang sangat aku sukai. Dan ketahuilah juga, aku menutipnya hanya untuk kau. Yaahh,..... Meskipun mustahil engkau mengetahuinya. Tak apa, ku sampaikan pesan ini lewat angin.
  
"If the wind tickles your ear, It's me calling your name. Try putting your hand out when the    wind blows. Whoosh.. the wind blows by doesn't it? That's me tightly holding your hand. If the winds tearing your eyes, Don't cry eveb if it hurts your eyes. That's me looking for you. Me, the invisile being oly invisible to you."                                  

Kuharap angin menyampaikannya.



☂☂
☂☂☂
☂☂☂☂
☂☂☂☂☂
☂☂☂☂☂☂
☂☂☂☂☂☂☂

"Oh tidak, mata itu akhirnya memandangku! Haruskah aku tersenyum karena doaku terkabul ataukah haruskah aku memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini?"


☂☂
☂☂☂
☂☂☂☂
☂☂☂☂☂
☂☂☂☂☂☂
☂☂☂☂☂☂☂

Sudah seminggu sejak kejadian itu aku tak pernah melihatnya, tidak untuk 5 detik atau seperduabelas menit bahkan tidak untuk sedetik.
Yak, aku kini menyadari.
Yak, aku kini harus bangun dari mimpi-mimpi itu.
Yak, aku kini harus berhenti mengharapkan 5 detik itu sebelum aku benar-benar tidak bisa.

"Aku, hanya mengharapkan 5 detik itu dan itu ternyata salah." 

Aku tidak berharap lebih dari itu chingu-ya,
Tapi aku takut
Takut terlalu naif
dan
Bagaimana jika 5 detik itu terulang setiap hari
Bukankah nantinya akan melebihi 5 detik?

"Aku takut, karena jika kau setiap hari melihatku sama saja aku menyiksa dirimu. Melihat harapanmu yang entah sampai kapanpun tak akan terwujud" 
                                                
Begitulah, tatapan mata itu seolah berbicara.

Dan aku-pun seolah membalasnya

"Nde, aku mengerti. ..."



Terimakasih, telah mengingatkan dan meluruhkan keinganan serta harapanku.
Terimakasih teman.
Karna teman tak akan bisa berubah menjadi sesuatu yang lain, bukan?


"Swaaa swaaa swaaa, I'll erase those memories. Don't worry. If we could meet again, and you still remembered shhhh son't tell me all of those. Because It's already falls as the rain falls" 

Jallmottaeso, chingu-ya. Ga,... 

Senja, pudar, pucat, keabuan, mendung, Hujan
Aku, langkah ini, hati yang lelah, air mata, penantian ini, Melakolis
Bukankah Hujan dan Melankolis senada?

     "Aku tidak menangis karena aku sedih, aku menangis karena air hujan yang masuk  
       ke dalam mataku."

END

-ivone 




0 comment[s] | back to top