VoineAodn


ENTRY ABOUT LINKS STUFFS

MUSIC


Muzicons.com
Hujan (Oneshoot-Songfict)
Anyeong ^^ mimin kembali lagi (?) kali lagi aku mau publish FF oneshoot (songfict) xD Mimin masih males nglanjutin FF yang "The truth is...." ._. Mianhaeyo u,u Soalnya inspirasi mimin lagi butexxx (?) Nah._. akhirnya rilis FF ini deh :D jusunghamnida kalo FF ini aneh T.T ini songfict aku terinspirasi dari lagunya utopia - hujan. Hwaa lagunya itu :') memori bangeeet :') enak di dengerin pokoknya ^^. Dan saat aku nulis ni, dirumahku sedang hujan! Dan pas juga :D Wew *plak* udah segini aja cuap-cuapnya :D langsung cusss baca aja. Dan here's the music!!

'HUJAN' by Utopia
=================================================================
Author : Ivone Kwon
Rating : 14+
Genre : Romance, Happiness,(?) etc :D
Main cast :
 -D.O (EXO K)
- Kim Lulu
Jangan lupa baca ini sambil dengerin lagunya ^^ dijamin tambah mantaaaf ^^

*WARNING : FULL of TYPO, GEJE, DLL, dapat menyebabkan ....(?) ._._.

Happy Reading ~ RCL ya ^^ gomawoyoo~~~~~




Kim Lulu POV

Kutatap sejenak langit di kota seoul  yang sedang tak bersahabat. Kulihat kerumunan orang sedang mempercepat langkah mereka. Ada yang membawa payung,  ada yang mentupi kepala mereka dengan tas kerjanya, ada yang memakai mantel mereka. Waah lucu sekali. Kenapa orang-orang takut pada kedatangan teman setiaku yang satu ini? Aniyo, bukan satu, tapi ribuan teman setiaku. 

*Ctaaar* *gluduk dluduuk*

Yak! Pertanda ‘mereka’ akan segera datang.
Bukannya mempercepat langkahku, aku justru menikmati. Ya, menikmati  detik-detik kedatangan mereka. Sambil kupandangi gedung-gedung pencakar langit dan juga pusat-pusat perbelanjaan di sini. Aigooo sungguh menawan. Tapi, tetap saja, takkan ada yang lebih menawan dibandingkan dengan momen-momen bersama ‘mereka’
Siapa mereka?
Ya, ‘Mereka’ adalah Hujan 
Merekalah, yang menawan. Merekalah yang mengukir memori, Merekalah saksi bisu dalam perjalananku. Merekalah yang setia menemaniku  di kota yang padat ini.  Kemanapun aku pergi hanya Hujanlah yang selalu mengekorku. Setia bukan? J
Merekalah yang membuat telingaku mendengar suara gemericik itu. Berisik sekali. Tetapi dengan senang hati, aku sudi mendengarkannya. Merekalah yang membuat indra pencumanku lebih tajam, merekalah yang membuat wewangi ini. Kau tahu? Petrichor. Aroma khas tanah saat hujan mengguyurnya. Tak apa, hidungku sudah mencanduinya. Tubuhku, seakan ikut hanyut dalam guyuran bulir-bulir suci itu. Bulir-bulir yang akan abadi. Abadi mengenang memori.
Dan, disaat hujan turun, cerita ini dimulai. 

-Rotterdarm st-

“Rinai hujan basahi aku
Temani sepi yang mengendap
Kala aku mengingatmu 
Dan semua saat manis itu”

Kuterawang jauh, sejauh mata memandang hanya dia, dialah pusat perhatianku. Selama seminggu terakhir, aku selalu mengamatinya.  Ya, dialah  seorang namja, dengan earphone menempel di kepalanya, tubuhnya tak terlalu jangkung, dan jaket itu, jaket merah marun itu selalu melekat di tubuhnya.
Seminggu terakhir, tepat pukul 4 sore di saat hujan mengguyur, dia selalu melewati jalan ini, lengkap dengan segala ‘atribut’nya itu.
Entah setan apa yang memaksaku, memaksa naluriku dengan ikhlas untuk mulai menyukainya.Entah setan apa juga, yang membuat dia begitu mempesona di mataku. Entah niat dari mana yang mendorongku untuk berusaha mengenalnya.
Kuberanikan diri untuk menyapa.  Entah, apakah aku harus menanggung malu nantinya. Yang jelas aku harus tahu, siapa namja itu. Gejolak batinku memaksanya. Kupercepat langkahku . Tak kuhiraukan guyuran hujan deras yang menerpaku. Demi dia, aku datang~~~~!!

“Annyeong ^^ ” sambil tersenyum kusapa dia

Diam, tak ada jawaban. Kuulangi lagi, sama, tak ada satu katapun yang terlontar dari bibirnya. Tuhan, sekarang aku bisa melihatnya lebih jelas, sekarang aku bisa melihat bentuk bibirnya yang seperti busur anak panah itu.

Setelah kuulangi lagi, Akhirnya ia menoleh dan berbicara kepadaku

“Segala seperti mimpi
Kujalani hidup sendiri
Andai waktu berganti
Aku tetap tak ’kan berubah”

“Nuguseyo?” katanya sambil melepas earphone yang dikenakannya

Datar, sangat datar. Namun aku cukup bahagia,  setidaknya sudah satu kata yang manis terlontar dari bibirnya

“Nee, lulu imnida ^^ cheonmanayo”  kataku sambil membungkukkan badan.

“Oh nee”

Sungguh, lelaki ini sangat dingin. Sedingn udara hari ini!. Langkahnya pun masih tak terhenti.

“Bolehkah aku tahu siapa namamu?” kuteruskan pertanyaanku

“Wegure? Ada keperluan apa?”

“Aniyo, aku hanya heran, sudah seminggu ini aku melihatmu menyusuri jalanan ini. Dibawah guyuran hujan, apakah kau tidak takut hujan? Apa kau tidak takut sakit?”

Bodoh, kau seperti seorang polisi yang sedang mengintrogasi tersangka. Bukankah kau hanya ingin tahu namanya?

Dia-pun menghentikan langkahnya. Akhirnya.

“Kkaau memperhatikanku selama ini?”

“Hm, ye ye. Ma maksudku, aku hanya memperhatikanmu, itu saja karena aku juga sedang menjaga toko bungaku dan kebetulan disaat tidak ada pembeli  aku tidak sengaja melihatmu, dan akhirnya sampai  7 hari berturut-turut  selalu sama, kau selalu lewat di jalanan ini, pukul 4 sore dan saat hujan tiba,  dan kau selalu mengenakan atributmu itu. Memangnya kenapa?” lontarku panjang lebar

D.O POV

“Aku selalu bahagia
Saat hujan turun
Karna aku dapat mengenangmu
Untukku sendiri ‘’

“Aku tak menyangka, akhirnya gadis ini memperhatikanku.  Akhirnya aku mengetahui namanya. Jeongmal aku sungguh bahagiaaa. Oh tuhan terima kasih.  Tak sia-sia perjuanganku selama 7 hari untuk memikat gadis ini, kekeke ^^  7 hari berturut-turut aku selalu berjalan di bawah guyuran hujan dan sepertinya rencanaku akan berhasil.” gumamku

Ya, aku memang menyukainya, gadis ini, gadis yang ku tahu sebagai si penjual bunga. Tepatnya seminggu yang lalu, tanpa sengaja aku menyusuri trotoar jalanan ini. Rotterdam st. Rencananya aku akan pergi ke rumah sunbaenimku, tapi langkahku terhenti. Kulihat gadis ini dibawah guyuran hujan. di depan toko bunga itu. Sejenak ku perhatikan dia. Manis. Itu saja.  Tak kurang dan tak lebih. Ia memakai dress selutut berwarna biru muda, rambut coklatnya dibiarkan terurai menerpa hujan.  Ditengah guyuran hujan, mukanya kian menawan. Ani, bukan hanya menawan tapi sungguh sungguh menawan. Sudah ku tebak, pasti ia sangat menyukai hujan.  Terpancar raut  muka sangat bahagia waktu itu.

 Mungkin ini yang namanya cinta pandangan pertama. Sejak saat itu, aku mulai tak bisa berhenti memikirkannya. Aku ingin mendekatinya, dengan cara membuat sebuah memori bersama dia dan…. sesuatu yang ia senangi  yaitu ‘hujan’ .

Dan sekarang, aku bisa melihatnya lebih dekat, tidak salah. Dia begitu manis. Matanya yang membulat sempurna seperti kelereng, bibirnya yang merona merah muda, dan yang paling ku sukai, senyumnya, senyumnya yang mengembang dan menunjukkan kedua lesung pipitnya itu.

“Nee, kau kau kenapa tak menjawab pertanyaanku.” Tegurnya mengagetkanku

“Ani”

Hanya kata itu yang kuucapkan . Akupun tersenyum. Membentuk eye-smile ku. Membiarkan sejenak ia menebak-nebak isi hatiku.

“Aku harap, kau juga mempunyai perasaan yang sama. “ batinku

Kim Lulu’s POV

“Selalu ada cerita
Tersimpan dihatiku
Tentang kau dan hujan
Tentang cinta kita
Yang mengalir seperti air”

Aigoo, dia apa yang baru saja ku lihat, dia tersenyum. Senyumnya manis sekali, senyum itu begitu hangat. Kurasa aku butuh melihat senyuman itu lagi untuk menghangatkan tubuhku yang sedang terguyur hujan. Sungguh, senyuman itu membuatku hangat.

Tak terasa pipiku memerah.

 “Yaak!! Tapi kau belum menjawab pertanyaanku. Sungguh menyebalkan!! Mengapa kau malah 
 tersenyum!!” ujarku tak karuan

“Apa kau begitu ingin mengetahui namaku?”
 Akhirnya, namja ini sedikit demi sedikit mau mengobrol kepadaku. Sungguh, hatiku berbunga-bunga. Ku kira ia akan terus bersikap dingin, tapi dugaanku ternyata salah

“Aniii, yak!! Kenapa kau PD sekali tuan!!”

“Haha!! Jangan mengelak!! Kau sudah terbukti terus memperhatikanku kan? Sekarang saja kau 
 mengikutiku terus . Waegure? Apa kau menyukaiku?”

DEG DEG DEG

Aku tak percaya, apa yang baru saja dia katakan. Oh tuhan tolong aku. Jantungku berdegup 3 kali ah tidak tidak!! bahkan mungkin 4 kali lebih kencang.

“Wee wee, a ani, siapa bilang aku menyukaimu” kataku terbata

“Sudahlah noona, kau jangan mengelak. Pipimu sudah mulai memerah” lontarnya degan santai

Aiish, dia memang menyebalkan. Kulihat dia masih tetap berjalan. Dan hujan, mereka masih setia menemani kita. Tapi memang benar nyatanya, aku menyukaimu. Jeongmal. Tapi otthokae? Apakah aku harus mengakuinya? Tidak akan. Aku kan seorang yeoja.

“weo? Kenapa kau tidak menjawab noona manis?” sekali lagi ia tersenyum sambil memandangku sejenak

Apa yang baru saja aku dengar? Dia menyebutku noona ma-manis? Oh jinjja kali ini aku benar-benar ingin terbang ke langit ke tujuh. Aku hanya senyum-senyum tak karuan.  Mengapaa ia tiba-tiba bersikap seperti ini, bu bukannya ia tadi sangat dingin?

D.O POV

“Aku bisa tersenyum
Sepanjang hari
Karna hujan pernah menahanmu disini
Untukku”

Langkahku terhenti, mungkin inilah saatnya aku jujur kepadanya. Aigoo, aku sudah tak tahan melihat dia salah tingkah, sungguh lucu sekali… aigoo ingin rasanya kucubit pipinya yang merah itu. Buru-buru aku menghentikan langkahku. Hujan semakin deras, lampu-lampu penerangan jalan sudah mulai menyala. Tubuh kami juga sudah basah. Amat sangat basah mungkin. Dan aku mulai tak tega melihatnya kedinginan.

“Nee noona, dengarkan aku, aku tak akan mengulanginya”  aku-pun menghentikan langkahku

 “Yak! cepat katakana siapa namamu. Setelah itu aku berjanji tidak akan memnguntit lagi”

Dan seketika itu aku memandangnya dan melangkah maju ke tubuhnya

“We weo, kenapa kau dekat-dekat denganku? Shiroo!! JANGAN MENDEKAT!! PERGI KAUUU AATAU KAU AKAN KU LAPORKAN KE POLISI!!”

Kata-katanya tak kudengarkan, terserah aku hanya ingin mengatakan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

 Saranghae….” Dengan lembut ku lontarkan kalimat itu tepat di telinganya

Lulu’s POV

“Aku bisa tersenyum
Sepanjang hari
Karna hujan pernah menahanmu disini
Untukku”

Saranghae….” Bisiknya tepat di telingaku

Tuhan, aku tak percaya, apa yang baru saja ia katakan. Oh, dia benar-benar membuatku gila!! Dan  sekarang aku benar-benar sudah kaku. Lidahku kelu dan aku hanya bisa menjawab…..

“Nado Saranghae…” jawabku  pelan

“Mwo, apa yang kau bilang noona? Aku tak mendengarnya!!” ledeknya dengan muka yang amat jelek

“Aah paboya!! NADO SARANGHAEYOO!!” akupun berteriak mengalahkan suara gemericik hujan
Sontak orang-orang yang berjalan di sekitarku melihat ke arah kami. Mungkin, aku terlihat seperti orang gila. Terserah, yang pasti aku sangat amat bahagia.

“Waah? Jinjja? Kkau juga menyukaiku :p?” ledeknya lagi

“Aah, shiro!! Kau membuatku malu!! Yak sebenarnya apa yang terjadi!! Katakan mengapa kau dalam seminggu kemarin selalu melewati jalan ini?”

“Itu, karena kau Lulu-aah. Karena aku menyukaimu”

Setelah itu dia memelukku, pelukan yang begitu hangat. Pelukan yang hangatnya melebihi senyumannya tadi. Pelukan yang telah lunas membayar rasa dinginku dibawah guyuran hujan. Pelukan ini, pelukan ini merupakan saksi berawalnya kisahku bersamanya.

“Aku tidak mengerti apa yang kau maksud” kataku sambil masih memeluknya

Dia melepaskan pelukan ini.

“Jelas kau tak mengerti!! Kau kan babo!! Hahaha!! Kau gadis bodoh yang berhasil mengikat hatiku saat kau sedang bermain hujan minggu kemarin !!”ejeknya dengan wajah yang sangat aneh (?) bagaimana tidak, seorang namja yang cool tadi tiba-tiba berubah menjadi seperti ini dalam hitungan menit (?)

“Oh, jadi itu sebabnya kau menyukaiku!! Kau lebih babo!! Kau kan yang menyukaiku!!  Sekarang bolehkah aku tahu siapa namamu?”

“Shiroo, kau hanya boleh memanggilku chagi (?) karena itulah namaku sekarang HAHAHA” dia hanya berlari sambil menjulurkan lidahnya

“Ahh!! Kau menyebalkan chagi-aah!!” akupun menyusulnya dengan cepat. Dan kembali menghambur dalam pelukannya.

Akhirnya, kami berdua kembali berjalan bergandengan tangan menyusuri jalan kenangan ini. Dan dia menceritakan segalanya, begitu pula denganku. Awalnya  Kami-pun tak percaya. Memang, beginilah takdir. Siapapun tidak akan tahu rahasianya. Terima kasih hujan, jeongmal ghamsamhabnida, karena kedatanganmu, aku dapat membuat memori ini bersamanya, aniyoo tidak hanya membuat memori, tapi terikat dengannya.

Itulah kisah awalku dengan dia. Pertemuan singkat yang berujung sebuah kisah. Kisahku yang sekarang mulai kurajut bersamanya, Do Kyung Soo.

“Aku selalu bahagia
Saat hujan turun
Karna aku dapat mengenangmu
Untukku sendiri

Aku bisa tersenyum
Sepanjang hari
Karna hujan pernah menahanmu disini
Untukku “ -  
Hujan by Utopia

-END-

Naaah!! hosh hos hos ._. akhirnya selesaaaiii!! ._. Gimana-gimana?? Songfict-nya? Aneh? ga nyambung sama lagunya? aaa jusunghamnidaa T^T.  Mian sekali lagi mian kalo saya suka nyepam FF (?) Terima kasih para readers sudah sudi membaca ^^ Tinggalkan jejak kalian nee!! Aku butuh kritik & saran kalian ^^ gomawo sekali lagi gomawooo :DD ({}) My Reader my Inspirator. ^^

*pooof*

 




1 comment[s] | back to top